Ciri-ciri universal orang-orang sukses ialah kemampuannya me-manage waktu. Sebaliknya ciri-ciri universal orang-orang gagal tidak bisa me-manage waktu dengan baik. Dalam syair bahasa Arab disebutkan: Al-Waqtu kasysyaif, fain lam yaqta’uhu yaqtha’uka (Waktu bagaikan pedang. Jika tidak mampu menggunakan untuk memotong ia akan memotong dirimu). Artinya, orang-orang yang mampu mengatur dan memanfaatkan waktu maka ia akan sukses dalam hidupnya, sebaliknya jika gagal maka ia akan menggulung dirinya.
Dalam kenyataan hidup ada beberapa tipe orang menyikapi waktu, pertama, orang yang tidak mau menghargai waktu (malas), tidak melihat waktu sebagai sesuatu yang amat berharga baginya sehingga waktu-waktu luangnya dibiarkan berlalu. Kedua, orang-orang yang suka menunda-nunda waktu (lelet), tidak bisa membedakan mana yang penting dan mana yang genting, mana yang prioritas dan mana yang tidak prioritas. Ia tidak memiliki perencanaan tentang penggunaan waktu. Ketiga, orang-orang yang pasrah digulung waktu (yes-men). Ia sebetulnya memanfaatkan waktu tetapi orang lain yang mengatur dirinya, bukannya ia sendiri mengatur waktu untuk dirinya. Keempat, orang-orang yang suka mengatur dan menentukan prioritas (rajin). Orang inilah yang banyak berhasil di dalam kariernya.
Di dalam Islam, waktu-waktu shalat yang ditentukan langsung oleh Allah Swt mempunyai banyak hikmah yang amat penting bagi umat manusia. Kita dianjurkan untuk bangun subuh lebih awal guna menyelenggarakan shalat subuh dan tidak dibolehkan oleh Nabi tidur lagi sesudah shalat subuh. Setelah kita bekerja dengan menggunakan energi segar di pagi hari sampai menjelang siang, kita diminta untuk break menyelenggarakan shalat dhuhur. Sekitar tiga jam kemudian kita diminta untuk shalat Ashar, dan saat matahari tenggelam kita diminta untuk istirahat guna menyelenggarakan shalat Magrib. Sebelum istirahat panjang di malam hari kita diminta untuk shalat Isya. Kita dianjurkan untuk shalat di awal waktu dengan janji pahala lebih besar. Demikianlah daily schedule seorang muslim. Jika schedule ini ditaati pasti akan mendatangkan manfaat lebih besar bagi kita.
Dalam Al-Qur’an berulang kali disinggung tentang perlunya menghargai waktu. Bahkan Allah Swt bersumpah dengan waktu, “Demi Masa”, sebagaimana disebutkan di dalam Q.S. al-‘Ashr/103: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Ayat ini sangat penting artinya bagi setiap orang, apapun agama dan kepercayaannya. Seolah-olah ayat-ayat tersebut mengisyaratkan kunci sukses segala urusan ialah menghargai dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Orang-orang yang menghargai waktu pasti akan muncul beberapa kekuatan di dalam dirinya, antara lain: Mempunyai visi dan hidup yang jelas dan terprogram, selalu bekerja sesuai dengan agenda yang berencana, mampu membedakan antara yang penting dan yang tidak penting dan antara yang mendesak dengan yang tidak mendesak, serta selalu mempunyai opsi di dalam menyelesaikan suatu masalah. Dengan demikian, murupakan suatu karunia tersendiri dari tuhan yang diberi kemampuan untuk me-manage waktu sebaik-baiknya.
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-5957810/me-manage-waktu.